The Golden Time


Abu Umamah al-Bahili berkata, "Wahai, Rasulullah Saw, doa apakah yang didengarkan (dikabulkan)?" Beliau menjawab, "Doa yang dipanjatkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib." (HR. Tirmidzi dan Nasa'i)

Sepertiga malam adalah waktu paling istimewa buat seseorang yang ingin bertaqarrub dan bermunajat kepada Allah Swt.

Di waktu itulah, para malaikat turun ke bumi, memeriksa, dan mencatat, siapa saja yang bangun dan menghamba kepada Allah Swt. Alangkah indahnya kalau kita termasuk dalam catatan sebagai hamba yang istiqomah-Nya.

Sepertiga malam terakhir merupakan waktu yang nggak semua orang bisa bangun dan sadar bahwa sudah tiba waktu menemui Allah Swt.

Boro-boro mau shalat, ngaji, atau berdoa, kebelet pipis aja kadang terpaksa ditahan gara-gara mata nggak bisa diajak kompromi.

Sepertiga malam bukan cuma urusan ngantuk, tapi juga urusan bola. Pertandingan bola di Eropa rata-rata ditayangkan pada jam-jam sepertiga malam.

Nah, kalau klub kesayangan lagi berlaga, rasanya males minta ampun buat beranjak dari depan televisi untuk shalat malam.

Yang makin aneh lagi, kalau pertandingan bola udah selesai, bukannya bergegas ambil air wudhu, tapi mata tiba-tiba terserang kantuk akut. Apalagi kalau klub kesayangan kalah.

Alhasil, udah hati dongkol, mata berat pula. Akhirnya tidur jadi pilihan.

Karena keadaan yang rawan malas itulah, maka sepertiga malam menjadi waktu yang mahal dan sangat berharga.

Siapa yang bisa melawan rasa malas dan memanfaatkan wakru sepertiga malam dengan baik, maka ia akan mendapat kemuliaan di sisi Allah Swt.

Apa kamu rela usia yang cuma sebentar di dunia ini hanya diisi dengan hal yang sia-sia?

Pasti nggak mau, kan?

Jangan pakai logika berfikir terbalik. Pengen sukses, pengen hidup happy terus, pengen hidup ayem terus, tapi ranah ibadahnya lemah.

Gimana semua itu bisa terwujud?

Kantuknya, bolanya, nongkrongnya, lemburnya semua jadi prioritas yang harus dilakukan. Kalau nggak, akan menyesal seumur hidup.

Nah, lho, bukannya ini malah kebalik?

Susah memang kalau ngadepin orang yang kebolak-balik jalan pikirannya. Yang penting jadi nggak penting. Yang nggak penting jadi penting.

Jangan mau jadi muslim atau muslimah yang standar. Sebisa mungkin, jadilah muslim atau muslimah yang luar biasa.

Sama seperti sekolah, jangan mau jadi siswa yang biasa-biasa saja. Dapet peringkat kedua puluh tiga, ya santai aja. Pasrah pada keadaan.

"Emang kemampuanku mentok cuma segitu, kok!"

Wah, kalau pola pikirnya standar begitu, gimana bisa jadi yang terbaik?

Jadi muslim atau muslimah itu harus terus dinamis. Berkembang terus kualitasnya. Baik kualitas ibadah, maupun akhlak.

Kalau bisa, catatan amal ibadah tiap Nifsu Sya'ban jangan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Harus lebih baik, dong.

Kalau sebelumnya shalatmu masih bolong-bolong, berarti kamu harus mendisiplinkan diri untuk shalat lima waktu.

Kalau kamu bisa mendisiplinkan diri, berarti kamu hebat!

Gunakan waktu sebaik mungkin untuk berbuat kebaikan. Khususnya waktu di sepertiga malam.

Yuk, kita berlomba-lomba menjadi ahli shalat malam.

Tidur sih boleh-boleh saja, tapi usahakan untuk bangun di sepertiga malam yang terakhir untuk menghadap Allah.

Di sekolah, tempat les, dan tempat kerja, kamu bisa menbhabiskan waktu berjam-jam. Masa untuk menghadap Allah saja beratnya minta ampun?

Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan:

"Tuhanmu Yang Maha Pemberi Berkah dan Maha Mulia selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu sepertiga malam terakhir. Dan, dia berfirman, 'Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Barang siapa mengajukan permintaan kepada-Ku, akan Aku berikan.Dan, barang siapa memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni."
(HR. Bukhari, Muslim, Malik, Tirmidzi, dan Abu Dawud).

Orang-orang yang sudah menerapkan kebiasaan bangun malam dan beribadah di waktu itu, maka ia akan mendapat segudang kebaikan, antara lain:

1. Para ahli Tahajjud akan dibangkitkan di tempat yang terpuji.
2. Para ahli Tahajjud akan mendapat rahmat-Nya.
3. Para ahli Tahajjud kelak akan dikelompokkan sebagai para kekasih Allah.
4. Para ahli Tahajjud akan tampak bercahaya.

Gimana masih bimbang?

Masih ogah-ogahan?

Masih males-malesan?

Keistimewaan sudah sebanyak itu, masih kurang?

Tenang! Satu hal penting yang perlu diingat, orang-orang yang shalat Tahajjud akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan juga akhirat.

Soal rezeki atau kemudahan hidup, nggak usah ragu. Allah Swt aka memberikan seluas-luasnya!

Bandingkan saja kenikmatan-kenikmatan tersebut dengan kenikmatan yang kau dapat dari nongkrong bareng teman, tidur pulas, main gadget, atau nonton bola sampai pagi.

Nggak sebanding, friends

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter