No Aurat, No Maksiat



Friends, sekarang ini, orang sudah banyak yang nggak mengindahkan batasan aurat yang udah diatur oleh agama islam.

Banyak muslim atau muslimah yang fine-fine aja ngumbar auratnya. Malah, buka-bukaan aurat bikin naik popularitas dan nambah kepercayaan diri.

Kalau nggak buka aurat, kesannya old-fashioned style banget. Apalagi kalau punya anggota tubuh yang indah dan bagus.

Selain old-fashioned style, ada alasan lain yang berbau filosofis.

"Mending hatinya dulu yang dijilbabin. . ."

Hati dijilbabin, maksudnya gimana?

Kalau yang dimaksud adalah menunggu kebaikan hati untuk menutup aurat, berarti nunggu kebaikannya muncul dong?

Berarti yang ngomong alasan begitu, selama ini hatinya belum baik?

Ada yang pakai baju muslim, tapi press body dan transparan. Ada juga yang pakai gaun panjang tapi belahannya juga panjang sampai pahanya ngintip-ngintip kalau buat jalan.

Pokoknya banyak banget, deh, gaya muslimah zaman sekarang. Kalau bikin alasan juga pinter. Bahkan nggak tanggung-tanggung, pakai nama Tuhan segala.

"Tuhan ituyang menilai, apakah dia hamba yang baik atau nggak. Dan, penilaian itu bukan hanya dari dia pakai jilbab atau nggak."

Masalahnya itu aurat Allah Swt. udah sangat jelas memerintahkan hamba-Nya untuk menutup yang namanya aurat tersebut.

Allah Swt. berfirman:

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan, hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keingiman (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan, janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS.an-Nuur[24]:31).

Melalui ayat tersebut, Allah Swt. menyampaikan perintah menutup aurat. Perintah itu termaktub dalam al-Qur'an, pedoman hidup tertinggi umat Islam.

Nah, kalau hukum yang paling tinggi imi saja nggak kita indahkan, berarti kita bukan termasuk umat Islam yang baik dan taat.

Mau pakai alasan sefilosofis apa pun, yang namanya aturan dari Allah Swt tetap harus dijalankan.

Rasulullah Saw. bersabda :

"Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya, yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti seekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia, dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang melenggak-lenggok dan berlagak. Kepalanya digulung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunua. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian." (HR. Muslim).

Buat kamu yang cowok, jangan senang dulu. Bukan berarti hadist tersebut nggak berlaku juga buat kaum Adam.

Cowok juga banyak yang buka-bukaan. Mereka pakai celana pendek di atas lutut dengan bertelanjang dada, mempertontonkan perutnya yang six packs dan keperkasaan otot-ototnya.

Perut six packs emang nggak masuk batas aurat, tapi niat memamerkan keindahan tubuh di depan banyak orang itu termasuk dosa.

Ingat, ya, batas aurat laki-laki itu dari pusar sampai lutut. Jadi, kalau bagian-bagian itu nggak ditutup, sama saja dengan membuka aurat.

Aurat itu berpotensi besar sekali untuk menaikkan libido seseorang. Bukan cuma itu, aurat juga memusahkan orang untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang bersifat maksiat.

Sebenarnya, aurat berasal dari tiga kata dalam bahasa Arab.

Pertama, Awira, yang nerarti hilang perasaan. Kalau kata ini sipakai untuk mata, maka berarti akan menjadi hilang alias gelap.
Kedua, Aara, yang berarti menutup atau menimbun. Artinya, aurat harus ditutup.
Ketiga, A'wara, yang berarti sesuatu yang mencemarkan. Jadi, aurat itu harus dijaga agar tidak mencemarkan pandangan.

Kalau mau jadi muslim yang benar, patuhi dong aturan yang berlaku. Allah Swt memerintahkan nutup aurat, ya tutup, dong!

Nggak perlu banyak pertimbangan. Takut nggak populer, nggak dapet kerjaan, nggak jadi polisi, nggak dilirik cowok, nggak kelihatan keren dan lain-lain.

Itu ketakutan yang berlebihan. Banyak, kok muslimah berjilbab tapi tetap bebas beraktivitas dan berkarier di berbagai bidang.

Mereka tetap bisa berprestasi tanpa menerobos batasan agama.

Kalau mau nutup aurat, nggak usah tanggung-tanggung, ya! Tutup rambut, leher, dan dadamu. Pakai aksesori juga nggak apa-apa, kok, asal nggak berlebihan dan berniat tabbaruj.

Itu baru remaja muslim jempol.

Karena, susah jadi tuntutan zaman, kita harus banyak bergaul dan mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Kita nggak bisa berinteraksi dengan saudara muslim saja, tapi juga orang yang berbeda keyakinan.

So, ngga usah terlalu cemas bakal tergerus putaran arus globalisasi yang demikian cepat dan canggih hanya karena kita menutup aurat dan berjilbab.

Asal attitude kita baik, otak kita smart, ide kita brilian, dan kepribadian kita supel, kita pasti akan tetap bisa masuk ke berbagai lini kehidupan, sekalipun kita berjilbab.

Tapi, yang terpenting adalah, dengan patuh pada perintah Allah, itu sudah menjadi bukti cinta kita kepada-Nya.

Toh perintah menutup aurat juga untuk menjaga kehormatan kita. Lihat, betapa sayangnya Allah kepada kita.

Masa udah disayang begitu, kita masih ogah-ogahan?


Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter